“Kamu jangan terlalu idealis,” kata seorang dosen pembimbing skripsi ketika saya menjelaskan alasan mengangkat sosok Che Guevara sebagai tema. “Enggeh pak,” ucap saya. Akan tetapi, dalam hati, kata-kata Tan Malaka terus terngiang bahwa idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda.
Berawal dari rasa penasaran saat saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama akan sosok yang ada di stiker dan poster-poster yang sering saya temui di berbagai tempat. Dengan sketsa wajah menggunakan baret berlambang bintang yang bertuliskan “Che Guevara”, saya memutuskan untuk mencari identitas dan data tentang sosok tersebut.
Dulu saya kesulitan mencari info, siapa sebenarnya Che Guevara ini. Koneksi internet yang tidak semasif sekarang dan buku tentangnya juga sangat jarang saat itu, sehingga membuat saya kerepotan untuk mengenalnya. Setahu saya saat itu, dia hanyalah idola anak muda yang wajahnya tertempel di mana-mana sebagai lambang perlawanan bagi kaum revolusioner.
Selayang Pandang tentang Che Guevara
Singkat cerita, Che adalah seorang warga Argentina yang lahir di Rosaria pada tahun 1928. Beranjak dewasa, Che melakukan perjalanan keliling Amerika Selatan. Selama perjalanan tersebut, ia melihat realita yang sangat memilukan. Warga pribumi Amerika Selatan menjadi budak di tanah sendiri yang dikuasai oleh para kapitalis Amerika Serikat dan pemerintahan yang diktator.
Perjalanan ini pula yang pada akhirnya membawa Che untuk berlabuh di Meksiko, di mana takdir mempertemukannya dengan sahabat revolusionernya. Seorang pemimpin pemberontakan asal Kuba bernama Fidel Castro. Setelah pertemuan dengan Fidel Castro ini, ia mulai terlibat dalam revolusi Kuba hingga berhasil menggulingkan Fulgencio Batista.
Namun bagi Che, revolusi tak selesai begitu saja. Lalu ia berangkat untuk mengobarkan revolusi di Negara Amerika Latin lainnya. Cita-citanya adalah ingin menjadi juru selamat bagi semua warga pribumi Amerika Latin seperti sang idola, Simon Bolivar. Pada akhirnya Che menghembuskan nafas terakhirnya di Bolivia setelah ditangkap dan dieksekusi oleh tentara Bolivia dan CIA.
Memoar
Pada suatu hari di bazar buku, saya menemukan buku merah dengan sketsa wajah Che dengan tulisan kuning “Becoming Che”. Buku tersebut menjadi buku pertama yang saya miliki tentang Che Guevara.
Buku tersebut ditulis oleh teman masa kecil Che dan juga merupakan teman yang menemani perjalanan kedua Che Guevara mengelilingi Amerika Selatan. Akhirnya, perjalanan tersebut membawa Che bertemu dengan Fidel Castro. Namun, buku merah itu tidak cukup untuk memuaskan tentang sosok Che.
Sebuah buku berwarna hitam dengan cover gambar Che meminum sebotol mate, bercerita tentang perjalanan pertama Che mengeilingi Amerika Selatan bersama Alberto Granado. Buku yang berjudul Motorcycle Diary bersumber dari diari Che Guevara sendiri. Che berkliling Amerika Selatan dengan mengendarai sebuah sepeda motor yang dinamakan “La Pederosa” yang berarti “sang perkasa”.
Ada juga sebuah buku dengan sampul close up wajah Che. sebuah buku yang lumayan tebal, karya Jorge Castenada. Berisi semua tentang Che Guevara. Dari kecil sampai menemui ajal di Bolivia. Kehidupan keluarga, serta kehidupan percintaan Che. Untuk membeli buku ini, saya harus berhutang kepada seorang kawan karena harganya yang lumayan mahal.
Oleh karena buku-buku tentang Che Guevara yang saya miliki sudah lumayan banyak, saya putuskan untuk mengangkat sosok Che Guevara sebagai tema skripsi. Hal ini memungkinkan, karena saya berkuliah di jurusan pendidikan sejarah.
Judul yang saya ambil sebagai tema penelitian sempat diremehkan oleh beberapa dosen dan kawan. Mereka berkata, penelitian saya nanti tidak akan berkontribusi apa-apa terhadap bangsa dan negara. Kata terlalu “idealis” pun juga disematkan kepada saya.
Mungkin saja mereka benar dan mungkin saja mereka salah, tetapi siapa yang tahu kan apa yang bakal terjadi di masa depan. Di samping itu semua, yang terpenting adalah saya melakukan penelitian ini dengan senang hati.
*
Saya ngotot mempertahankan niat untuk menulis skripsi dengan mengangkat Che Guevara sebagai pemeran utamanya. Akhirnya judul yang saya ajukan disetujui. Tema yang saya angkat adalah keterlibatan Che Guevara dalam revolusi Kuba. Pemikiran dan kontribusi Che pada kemanusiaan membuat saya bertranformasi dari seorang yang hanya penasaran menjadi seorang penggemar.
Akhirnya, rasa penasaran selama bertahun-tahun tadi menjadi sebuah proyek untuk mendapatkan gelar S1. Perjalanan panjang dan diiringi rasa malas serta berbagai alasan sehingga pada akhirnya skripsi tersebut kelar.
Hasta la Victoria Siempre!
Comments