Mungkin banyak dari kita yang masih asing dengan istilah disrupsi. Jadi, disrupsi merupakan perubahan aktivitas-aktivitas masyarakat dari dunia nyata ke dunia maya. Perubahan tersebut terjadi secara cepat dan menyeluruh.

Hal ini dikarenakan pesatnya perkembangan teknologi digital. Salah satunya dengan adanya smarthphone, menjadi salah satu indikator yang paling mempengaruhi. Hampir semua lini masyarakat di era ini tidak bisa lepas dari yang namanya smartphone.

Generasi milenial menjadi generasi yang paling terdampak. Mereka benar benar dimanjakan dengan adanya teknologi. Semua urusan menjadi serba instan, yang mengakibatkan sifat malas yang tidak bisa terhindarkan.

Milenial dan Disrupsi

Dewasa ini, internet menjadi kebutuhan primer yang paling penting. Hal inilah yang menjadikan candu dikalangan milenial. Bahkan, bisa kita lihat di sekitar kita anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) sudah punya smartphone yang canggih. Tentunya, hal ini sangat bertolak belakang dengan zaman dahulu.

Maka, tidak heran di era sekarang, sebagian besar milenial yang mengedepankan traveling, outfit kekinian sampai kuliner hitz hanya untuk kebutuhan Instastory. Mereka lebih memilih hal tersebut daripada menabung dan investasi untuk masa depanya nanti.

Hal itulah yang sering dikenal dengan istilah ‘Panjat Sosial’. Panjat sosial sendiri adalah sebuah perilaku yang ditunjukkan atau dilakukan oleh seseorang, yang mana hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan atau menunjukkan kepada orang lain mengenai status sosial mereka.

Mereka lebih senang mendapatkan pujian dan merasa bangga jika berhasil menjadi pusat perhatian banyak orang. Bahkan, dengan jalan kontroversial dan banyak hal yang tak terduga.

Mereka mulai mengesampingkan prestasi untuk menjadi tujuan hidupnya. Jika dahulu prestasi merupakan modal untuk masuk sekolah, perguruan tinggi sampai dunia kerja. Namun, sekarang pergeseran kata prestasi mulai nyata.

Bagi mereka, prestasi pribadi adalah punya banyak followers, eksis di media sosial hingga terkenal. Bahkan, yang lebih parahnya mereka sampai menjelek-jelekkan dirinya sendiri hanya untuk mendapatkan hal tersebut.

Sebenarnya banyak sekali tantangan yang harus mereka hadapi pada era disrupsi ini. Yaitu, timbulnya resiko ketergantungan terhadap teknologi digital sehingga mereka tidak lagi peduli dengan lingkungan sekitar. Selain itu, banyaknya timbul konten-konten yang tidak mendidik sehingga ditakutkan nanti rakyat Indonesia akan semakin tertinggal oleh negara lain, karena kurangnya kesadaran dalam pendidikan dan buta akan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, generasi milenial diharapkan jangan terlalu terlena dengan kesenangan yang ditawarkan oleh teknologi dan mampu mengambil sisi positif dari teknologi itu sendiri. Selain itu, mereka juga diharapkan mampu untuk menumbuhkan perilaku yang inovatif dan mampu untuk bersaing dalam hal yang membangun.

Editor: Nirwansyah

Gambar: Lektur.ID