Serba-serbi lebaran tentu tak terlepas dari mode transportasi untuk mudik. Ada yang menggunakan transportasi pribadi, namun ada juga yang memilih transportasi umum agar lebih efektif. Fenomena tiket kereta api habis terjual selalu kita temui setiap menjelang mudik. Bahkan beberapa bulan sebelumnya, tiket sudah habis terjual.
Mode transportasi kereta api memikat banyak penumpang karena mode transportasi ini tergolong ekonomis dan cepat. Apalagi jika kamu tergolong orang yang ketakutan naik pesawat, maka kereta api adalah solusinya. Bisa menyaksikan pemandangan yang indah, terutama area persawahan dan laut jika melewati jalur pantai utara (pantura). Hal yang akan sulit ditemui ketika naik bus karena bisa terjebak macet. Apa saja kelas kereta api?
Kelas ekonomi, yakni paling murah diantara kelas lainnya. Harganya mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu, tergantung jarak. Umumnya didominasi oleh kaum pelajar yang menghemat ongkos, mereka yang membawa banyak teman atau sekedar yang ingin hemat sekaligus merasakan sensasi kereta ekonomi. Karena tergolong termurah, tak heran jika kursinya tegak. Jika menempuh perjalanan jauh, begitu tiba di stasiun tujuan badan terasa pegal di semua sisinya.
Kelas ekonomi premium, kelas ini bisa dikatakan lebih manusiawi dibanding ekonomi reguler. Jarak antar kaki lebih luas dan hanya terisi dua bangku. Tarifnya sedikit lebih mahal dibandingkan kelas ekonomi reguler.
Kelas bisnis, untuk kamu yang ingin lebih privasi bisa memilih kelas bisnis. Layaknya ekonomi namun tidak berhadapan langsung dengan penumpang lainnya. Rute kelas bisnis umumnya hanya melayani perjalanan tertentu.
Kelas eksekutif. Tak bisa dipungkiri jika kelas ini didominasi oleh mereka yang menginginkan kenyamanan dan ketenangan dalam perjalanan. Begitu memasuki kereta eksekutif suasana hening begitu terasa. Waktu tempuhnya pun lebih singkat. Maka ketika berpapasan dengan kereta ekonomi, maka yang lebih diprioritaskan ialah kereta eksekutif.
Kelas luxury atau prioritas
Sesuai namanya, kereta ini tergolong elegan dan mewah. Tarifnya mulai 1 jutaan. Sebanding dengan fasilitas yang ditawarkan yakni hanya mengangkut 28 penumpang dan terdapat TV di setiap kursinya layaknya di kelas utama pesawat.
Lalu, setelah melihat perbedaan kelas kereta diatas apa bisa disimpulkan bahwa mereka yang naik kereta api kelas tertentu menggambarkan status sosial? Tentu tidak. Sebagai penumpang yang gemar menaiki mode transportasi, saya sudah mencoba semuanya dan hal ini bukan menunjukkan stratifikasi sosial kok. Belum tentu mereka yang naik kereta api ekonomi, status sosialnya menengah kebawah. Begitu juga yang memilih kereta api eksekutif, meski tak semua tergolong menengah ke atas. Ada beberapa hal yang membuat orang ‘terpaksa’ untuk menaiki kelas tertentu di kereta api
- Menyesuaikan keuangan
Alasan yang paling masuk di logika ialah tentu yang menentukan perjalanan jauh-jauh hari dan sudah memperhitungkan berapa pengeluaran. Misalnya ketika mudik dengan membawa keluarga besar tentu memilih kereta dengan tarif murah namun kebersamaannya terasa.
- Terhimpit waktu dan tiket terbatas
Banyaknya orang merantau yang ingin mudik, faktanya tak langsung membuat semua orang bisa naik kereta api. Karena terbentur waktu, maka tiket berapapun dibeli. Umumnya kelas eksekutif yang bisa masih tersedia.
- Nyaman dan aman
selama perjalanan kenyamanan dan keamanan di dalam kereta merupakan daya tarik. Nyaman karena tidak akan mengalami kemacetan dan aman karena di kereta api sudah tersedia petugas pengamanan kereta api yang sehingga ketika terjadi kehilangan bisa melapor dan akan ditangani oleh pihak keamanan kereta.
Jika ingin merasakan suasana yang berbeda, cobalah semua kelas kereta. Pengalaman yang mungkin jarang kamu temui. Meski tak dipungkiri jika membeli kenyamanan merupakan hal yang mahal. Namun bagi mereka yang suka petualangan, apapun jenis kereta api yang dipilih tentu bukan halangan.
Foto: pexels
Editor: Saa
Comments