Tahap sebelum terjun berorganisasi.

Ketika menjadi mahasiswa, biasanya kita dihadapkan oleh berbagai ajakan kakak tingkat untuk bergabung di organisasi, atau menjadi kepanitiaan suatu projek tertentu di kampus. Biasanya sebelum meng’iya’kan ajakan tersebut, kita bertanya-taya terlebih dahulu mengenai dinamikanya.

Tak jarang kita mendengar ada orang-orang yang tiba-tiba sulit dihubungi dan kabur dari organisasi. Mungkin kejadian seperti ini bisa menimbulkan rasa khawatir, seberat apa begabung dengan organisasi atau suatu kepanitiaan, apakah kita akan bisa menjalaninya atau tidak, kebimbangan-kebimbangan itu sering muncul sebelum atau ketika awal bergabung dalam suatu organisasi dan kepanitiaan.

Maka, berikut ini tahapan tahapan yang diperkenalkan oleh seorang Psikolog bernama Bruce Tuckman sejak tahun 1965. Tahapan-tahapan ini perlu kita tahu sebagai bekal persiapan pengetahuan dan mental sebelum atau ketika awal bergabung dalam organisasi dan suatu kepanitiaan tertentu.

#1 Tahapan Forming

Yaitu tahapan awal, ketika kita bergabung dalam organisasi. Pada tahap ini biasanya orang orang yang baru bergabung merasa sangat excited, berkenalan satu sama lain, berekspektasi tinggi bahwa nanti akan menjalin kerja sama yang menyenangkan, biasanya ngobrol satu sama lain dengan menggunakan bahasa yang relatif sopan. Sudah jadi hal lumrah ketika sekumpulan orang baru bersatu, tidak akan langsung kerja, tapi masih menikmati euforia perkenalan.

#2 Tahap Storming

Nah, setelah menikmati seru dan asyiknya berkenalan satu sama lain, orang – orang yang bergabung dalam organisasi akan melewati tahap merasa kecewa, dikarenakan ternyata tidak semua yang berjalan sesuai dengan ekspektasinya. Seperti mulai merasa ada ketidaksepahaman dengan anggota lain, merasa tidak nyaman dengan ekspresi anggota lain, atau mungkin merasa ketuanya pilih kasih dan lain sebagainya. Mulai dari masalah emosional, perilaku, maupun tentang paham dalam berorganisasi mulai dirasakan. Jika kita sedang berada dalam tahap ini, jangan menyerah. Tetap hadapi dan selesaikan, ini merupakan tantangan yang mendewasakan setiap orang dalam organisasi.

#3 Tahap Norming

Setelah menghadapi konflik dan menyelesaikannya dengan baik. Biasanya akan muncul kekompakan, komunikasi akan terjalin dengan baik dan santai, setiap orang dari mulai ketua sampai anggota anggota dalam organisasi mulai merasa bertanggung jawab atas perannya dan memahami peran orang lain sehingga timbul rasa kebersamaan.

#4 Tahap Performing

Karena situasi dan hubungan antar anggota organisasi sudah terkendali, maka kinerja organisasi pun akan lebih produktif dan progresif. Pada tahap ini tiap orang akan lebih solid dan sudah biasa meminta tolong satu sama lain. Seluruh anggota organisasi merasa puas dengan pencapaian yang telah dilakukan, seperti berhasil mengadakan event dan menuntaskan program kerja yang lain. Meskipun masih mungkin timbul beberapa masalah, namun berbekal pengalaman sebelumnya, semua pihak dalam organisasi akan bisa menanganinya dan mengambil keputusan dengan baik.

Inilah pentingnya ketika ada masalah perlu diselesaikan, jangan dibiarkan berlarut larut sampai seakan selesai tanpa komunikasi. Semua harus dibuat clear dan terbuka, karena tanpa penyelesaian yang baik, organisasi tidak akan pernah mencapai tahap ini, meskipun kinerja meningkat, namun kekompakan akan sulit terjadi. Bisa saja di hati orang-orang masih terasa dongkol dan terpaksa.

#5 Tahap Adjourning

Ini merupakan akhir dari tahapan berorganisasi. Ketika masa jabatan selesai atau kepanitiaan telah terlaksana, maka sudah pasti ikatan formalnya bubar. Biasanya yang terjadi adalah orang orang akan merasa bahagia karena mampu menuntaskan tugasnya sekaligus haru karena akan berpisah dengan teman teman seperjuaganya. Namun, bisa saja ada yang menyesal karena merasa kurang maksimal ketika memimpin atau menjalani aktivitas organisasi sebelumnya, sehingga perpisahannya terasa kurang memuaskan baginya.

Nah, itu dia kelima tahapan yang akan dilewati jika kita terjun berorganisasi maupun kepanitiaan. Ini juga berlaku ketika kita bergabung dalam kelompok lainnya yang melibatkan beberapa orang, seperti kelas tetap, pekerjaan dan sebagainya.

Tahapan ini perlu diketahui agar para pemimpin dapat mempersiapkan diri dan strategi, dan supaya ketika bergabung menjadi anggota dalam organisasi kita tidak akan menyerah begitu saja ketika mendapati masalah. Hingga bisa merasakan akhir jabatan yang optimal, bahagia sekaligus haru. Jangan sampai merasa menyesal.

Yuk para organisatoris dan kader kadernya pahami tahapan ini supaya tetap rileks dan serius dalam berorganisasi : )

Editor : Hiz

Foto : Pexels