Maudy Ayunda adalah seorang seniman sekaligus mahasiswa yang diterima dua universitas ternama dunia sekaligus, yaitu Stanford University dan Harvard University. Masyarakat Indonesia sempat kagum dengan pencapaian yang diraih Maudy karena selain suaranya yang merdu, ternyata Maudy juga seorang pemuda yang berprestasi. Menjadi pemuda yang berprestasi tentunya tidak bisa dicapai secara instan, melainkan perlu sebuah perjuangan dan proses belajar yang panjang. Nah, Maudy ini memiliki cara belajar tersendiri, terutama ketika mempelajari materi ujian. Untuk menguji pemahamannya, Maudy menggunakan metode story telling mengenai materi yang sudah dia kuasai dan adiknya berperan sebagai audience.

Untuk menindaklanjuti kesenangan Maudy dalam ‘story telling’, dia membuat segmen Maudy Ayunda’s Booklist dalam chanel Youtubenya. Segmen tersebut berisi tentang kisi-kisi menarik dari buku-buku yang pernah Maudy baca. Salah satu buku bacaan yang Maudy ulas dalam videonya adalah The Originals karya Adam Grant. Buku tersebut menjelaskan sesuatu yang berkebalikan dengan pandangan orang sukses pada umumnya, yaitu mengenai penundaan. Buku The Originals memberikan sebuah pandangan bahwa menunda ternyata juga memiliki dampak positif.

Pada intinya, buku tersebut menjelaskan bahwa menunda mampu memberikan dampak positif, khususnya bagi para seniman atau orang-orang yang memiliki minat lebih di bidang kreatif. Menunda di sini bermaksud untuk memunculkan dan mematangkan ide-ide kreatif dalam pikiran seorang seniman. Selain itu, menunda juga membuat kita memiliki waktu untuk belajar bidang-bidang lain yang belum pernah kita pelajari sebelumnya. Dengan demikian, menunda adalah sebuah kegiatan yang dapat memunculkan dan menambah wawasan baru, terutama bagi seniman.

Saya setuju jika menunda diaplikasikan untuk memunculkan ide-ide cemerlang. Akan tetapi, saya tidak setuju jika menunda diterapkan oleh orang-orang yang termasuk dalam tipe perfectionist, dreamer, worrier, crisis-maker, defier, atau overdoer.

The Perfectionist adalah tipe orang yang terlalu fokus pada hal spesifik karena ingin sempurna hingga akhirnya kehabisan waktu. The Dreamer adalah tipe orang yang terlalu banyak berpikir tentang ‘ini itu’ sampai tugasnya ngadat. The Worrier adalah tipe orang yang terlalu hati-hati, takut salah, dan ragu-ragu sehingga waktunya habis hanya untuk cemas. The Crisis-Maker adalah tipe orang yang merasa paling produktif di bawah tekanan dan mengerjakan semuanya mendekati deadline. The Defier adalah tipe orang yang ketika mendapat tugas mengatakan mampu mengerjakannya, tetapi pada akhirnya tidak dikerjakan. Sedangkan The Overdoer adalah tipe orang yang sulit menentukan pilihan dan prioritas, selalu meng-‘iya’kan urusan orang lain, tetapi tidak pernah selesai dengan urusan sendiri (apdc Indonesia, 2022).

Hal di atas menunjukkan bahwa menunda adalah satu hal yang dapat dibenarkan. Namun, tujuannya harus jelas, yaitu untuk memunculkan ide. Selain itu, kita harus memberi batasan waktu dalam memunculkan dan mematangkan ide dan tentunya disesuaikan dengan kemampuan diri sendiri.

Editor: Ciqa

Gambar: Pexels