Siapa yang masih nonton tv kabel sekarang ini? Khususnya para manusia dengan tipe darah Z-Generation. Entah pada sel bagian mana yang menunjukkan perbedaan, tetapi ya, seperti yang kita tahu bahwa tv kabel sangatlah tidak fleksibel untuk manusia dengan tipe tersebut. Untuk para Gen-Z yang suka berpindah tempat tiga hingga lima kali dalam sehari tidak akan mau direpotkan dengan menonton televisi.
Begitu juga dengan Gen-Z yang menghabiskan seharian hanya rebahan di kasur juga tidak mungkin membawa televisi ke kamar. Apalagi bagi Gen-Z yang tinggal indekos. Solusi tercepat dan efisien yaitu handphone, aktivitas yang perlu dilakukan cukup membuka aplikasi dan tonton kapan saja diinginkan. Teknologi canggih telah menjawab kesulitan tersebut melalui aplikasi video streaming.
Sejak tahun 2015 lalu saya tidak menonton tv lagi. Tepatnya setelah memutuskan untuk merantau dan mengenyam pendidikan jauh dari keluarga. Jadi untuk apa tv di rumah? Ibu dan nenek yang menggantikan peran saya duduk sambil ngemil di depan tv. Mereka asik berdebat sambil nonton sinetron kesayangan yang tayang setiap malam pada pukul yang sama. Sedangkan, saya sendiri tidak mungkin menyesuaikan jadwal hanya untuk menonton program tv tertentu, terlebih lagi jika ada rapat atau tugas dengan tenggat waktu mepet. Menonton tv kabel sangatlah tidak worth it.
Finally, anak zaman now mana yang tidak mengenal Netflix? Semenjak memasuki dunia perdrakoran, Netflix naik daun dan merajai rating aplikasi video streaming khususnya drama korea. Belum lagi, program yang ditayangkan selalu terkini dan terbaru membuat Netflix menjadi primadona di kalangan anak muda.
Aplikasi streaming sebenarnya tidak hanya Netflix, ada pula ViU, iQIYI, WeTV, atau Iflix. Akan tetapi, Netflix menjadi yang paling banyak digunakan. Nah, satu lagi alasan kenapa Netflix banyak dipilih apalagi kalau bukan harga berlangganan yang murah. Pelanggan cukup membayar empat puluh sembilan ribu rupiah perbulan.
Sayangnya, cerita menarik Netflix tidak cukup sampai di sini. Netflix sepertinya harus membuat terobosan baru dan tidak boleh terlena seperti Nokia. Pasalnya ada varian baru dari Disney dengan produk barunya yang diberi nama Disney+Hotstar. Tampaknya Disney meracik formula baru untuk menyaingi Netflix. Dan tidak ada yang tau, apakah nantinya dapat menggeser Netflix atau tidak.
Disney+Hotstar adalah aplikasi yang turut hadir untuk mendedikasikan dirinya menyediakan layanan streaming yang tidak kalah seru. The Walt Disney memiliki sebuah anak perusahaan bernama Disney Star yang kemudian membuat layanan video yang diberi nama Disney+Hotstar. Bahkan sejak 5 September 2020 silam Disney+Hotstar juga sudah masuk ke Indonesia.
Nah pintarnya, Disney memilih Indonesia sebagai pasar pertama Disney+Hotstar di kawasan Asia Tenggara. Tahu saja kalau orang Indonesia memang konsumtif, haha. Tanpa Hotstar pun sebenarnya Disney telah memiliki banyak animasi yang menjadi favorit, termasuk saya yang menjadi fans Lion King, Big Hero 6, Finding Nemo, Frozen, Up dan masih banyak lagi. Sekarang paham kan unggulnya di mana kalau memang sudah besar dan tinggal melakukan ekspansi.
Selain alasan yang telah disebutkan, pelanggan dari kalangan muda juga mudah bosan dan senang mencoba hal yang baru. Ini perlu menjadi perhatian Netflix supaya aplikasi streaming lainnya tidak menggeser Netflix. Ditambah lagi harga langganan di Disney+Hotstar juga lebih murah yaitu hanya tiga puluh sembilan ribu rupiah perbulan. Selisih sepuluh ribu bukan apa-apa untuk mereka yang berduit. Akan tetapi, untuk anak kosan atau yang kaya namun irit, harga murah tetap menjadi pilihan.
Saat ini Disney bahkan juga menayangkan drama-drama korea dengan lisensi resmi dari program tv di sana. Tidak hanya itu, Disney+Hotstar juga mulai memproduksi dramanya sendiri. Tentu saja setiap zaman ada masanya dan terus akan berputar selayaknya kehidupan manusia. Pihak Disney juga dengan tegas menyatakan bahwa Disney berjalan sesuai dengan target. Lantas apakah Disney+Hotstar akan mampu menggeser Netflix? Bagaimana menurut kalian?.
Editor: Saa
Gambar: Pexels
Comments