Mi instan selalu punya tempat di hati masyarakat Indonesia. Mulai dari kalangan atas hingga kalangan bawah, tak ada yang mampu menolak hidangan yang katanya kurang sehat ini. Bahkan menurut data yang dirilis oleh World Instant Noodles Association (WINA), konsumsi mi instan di Indonesia mencapai 12,6 miliar porsi pada tahun 2020 lalu.

Sebenernya nggak heran sih kalau konsumsi di Indonesia sampai sebegitu banyaknya. Karena memang sudah mengakar di hati masyarakat Indonesia. Bahkan simbah saya sampai saat ini masih masak sop dengan bermodal Sarimi, sebutan simbah saya untuk segala mi instan.

Ngomong-ngomong soal Sarimie ehh mi instan, tau nggak sih ternyata ada momen-momen tertentu yang membuat acara makan hidangan tersebut jadi sangat spesial. Dan momen-momen itu seringkali kita lakukan. Penasaran? Inilah berbagai momen yang pas untuk makan mi instan. Nomor 5 sangat mencengangkan.

#1 Selesai Berenang

Momen yang pertama adalah sehabis berenang. Berenangnya boleh di mana saja, misal di kolam renang, sungai, bahkan sumur kalau kamu mampu. Makan mi selepas berenang bisa dikatakan momen paling joss untuk makan mi. 

Bayangkan, setelah beberapa jam kita berada di air yang dingin. Tiba-tiba tubuh kita dirasuki oleh senyawa yang sangat gurih dan hangat. Hmm… tentu saja sangat nikmat. Momen ini sebenernya merupakan warisan dari jaman kita SD, yang pas jatah olahraga renang kita biasa membawa bekal mi instan dari rumah.

#2 Gerimis Mengundang

Sluurpp…. suara srutupan kuah mi yang dimakan mbak pacar terdengar di telinga ditemani rintik air hujan yang menerpa atap warmindo. Hmm… sangat syahdu. Begitulah nikmatnya makan mi pas gerimis, ya pokoknya gitu, syahdu. Jomblo can’t relate pokoke.

#3 Pas di Gunung

Momen terbaik makan mi instan yang ketiga adalah ketika di gunung. Di mana udara sekitar sedang dingin-dinginnya, tiba-tiba tubuh kita dihajar dengan hangatnya sarimi. Sungguh nikmat duniawi. 

Tapi selain nikmat, makan mi di gunung juga biar efisien di logistik. Karena makanan ini nggak gampang busuk dan bisa dibikin sewaktu-waktu. Tapi ya jangan bawa mi instan tok, nanti ndak malah usus buntu. 

#4 Pas Lagi Nggak Punya Uang

Sebenernya untuk kali ini bukan momen ternikmat. Tapi momen dipaksa menikmati mi isntan. Sebabnya pada momen-momen ini dompet semakin kritis dan hanya mi instan yang mempu menolong. Jadi tiap hari cuma miii teroos. Tapi ya tetep enak.

Tapi sebenernya agak dilematis untuk cah tipis seperti saya. Pasalnya saya akan selalu mengalami fase ini setiap bulannya. Ya sebut sajalah seminggu tiap sebulannya mi jadi makanan pokok. Sebenernya ada alternatif lain yang lebih sehat, tapi nggak ada yang mengalahkan kelezatan mi instan. 

#5 Ketika Ibumu Masak Banyak

Selain sehabis berenang. Makan mi di momen Ibu kita sedang masak banyak merupakan saat yang paling nikmat. Bayangkan pesona mi ayam bawang mampu mengalahkan ayam aslinya, atau mi goreng yang mempu mengalahkan sambel goreng ati. Bahkan mi kedaluarsa bisa lebih nikmat daripada jangan godong kates ibumu.

Tapi ada satu catatan ketika hendak menikmati di momen ini. Yakni kuatkanlah jiwa dan raga untuk menghadapi kemarahan Ibumu yang merasa kecewa sudah repot masak, ehh yang dimasakin malah bikin sarimi. Dan jangan lupa minta maaf seenggaknya setahun sekali pas lebaran yang satu ini. Misal “Bu, maaf anakmu lebih milih masak sarimi daripada makan jangan blendrangmu”.

Nah, itulah momen-momen terbaik ketika hendak menikmati mi instan. Ke-lima daftar di atas merupakan saat terbaik. Selebihnya ya baik semua, karena pondasi bangsa Indonesia adalah mi instan. Jadi ya ngak heran kalau konsumsi mi instannya sampe 12,6 milyar porsi.  

Editor : Faiz

Gambar : Google