Orang yang keluyuran saat isoman memang…

Beberapa waktu yang lalu, pembuluh darah di otak saya hampir dibuat meledak. Hal tersebut terjadi ketika saya melihat sebuah utas di linimasa Twitter. Pada utas tersebut memperlihatkan seseorang yang positif Covid-19, tapi malah keluyuran sana-sini. Rasa gedeg saya bertambah ketika dalam sebuah video di postingan tersebut, memperlihatkan orang itu yang dengan sengaja menularkan covid-nya kepada seorang nenek-nenek. Kok bisa sih, ada manusia kayak gini.

Terlepas seperti apa pandanganmu terhadap Covid-19, mau percaya atau tidak. Mbok ya jangan sampai merugikan orang lain juga. Jika memang anjuran ketika terkena Covid-19 harus isoman, ya patuhi itu. Jangan mentang-mentang nggak percaya, terus malah keluyuran sana-sini. Jangan malah keluyuran saat isoman.

Harusnya kalian tuh malu sama ikan. Ketika ikan terkena penyakit, akan terjadi perubahan tingkah laku pada ikan. Mereka akan mengisolasi diri dari gerombolan ikan yang sehat. Jika ikan saja dapat berlaku demikian, masak manusia nggak bisa.

Dalam beberapa paper penelitian. Perubahan tingkah laku ikan bisa disebabkan karena sedang terkena penyakit yang disebabkan adanya parasit pada tubuh ikan. Ada banyak jenis parasit yang dapat menyerang ikan, diantaranya ada jamur, bakteri, ataupun virus. Ketika ikan terjangkit parasit, mereka akan mengalami penurunan fungsi fisiologis. Fungsi organ-oragan pada ikan seperti insang, jantung, syaraf, dan oragan pencernaan akan mengalami gangguan. Ketika fungsi fisiologis ikan menurun, otomatis tingkah laku ikan akan berubah.

Perubahan tingkah laku pada ikan cukup kompleks. Ikan yang terkena penyakit akan memisahkan diri dari gerombolan ikan lainnya. Biasanya mereka akan menuju pojokan akuarium atau kolam untuk berdiam diri. Selain itu, ikan yang sedang terkena penyakit akan berkurang nafsu makannya. Pergerakan ikan juga akan aneh. Terkadang ikan jadi berenang miring, atau naik ke permukaan dan terlihat megap-megap.

Perubahan tingkah laku ikan tersebut tentu ada maksud tujuannya. Bukan karena mereka dibully temannya terus nggak mau ngumpul lagi. Mereka melakukan itu untuk tetap bisa survive dan melawan penyakit tersebut.

Ikan akan memisahkan dari gerombolannya karena ia membutuhkan asupan oksigen lebih banyak. Selain itu mereka sebisa mungkin untuk tidak aktif bergerak supaya energi pada ikan tidak cepat habis. Jika mereka memaksa untuk tetap bersama gerombolan, mereka akan kalah saing. Pergerakan ikan yang aktif juga akan menguras energinya. Sehingga penyembuhan tidak berjalan maksimal.

Untuk menyembuhkan penyakit ikan, terdapat treatment khusus yang harus dilakukan. Pertama, ikan harus diisolasi dalam wadah khusus. Kedua, setelah ikan diisolasi, dilakukan pemberian obat atau penambahan zat lainnya. Ada bermacam-macam jenis obat yang bisa digunakan. Bisa menggunakan obat khusus jamur, atau menggunakan bahan alami seperti garam dan daun ketapang.

Anyway, jika ditelisik lebih mendalam. Perubahan tingkah laku untuk mengisolasi diri tersebut sangat sesuai dengan orang yang sedang terkena Covid-19. Mereka harus memisahkan diri dengan yang lain supaya tidak memperburuk keadaan. Selain itu, penderita Covid-19 juga harus melakukan treatment tertentu untuk memperbaiki kondisi tubuhnya. Jika pada ikan diberikan obat anti jamur atau garam ikan. Maka pada manusia diberikan obat-obatan atau vitamin tertentu yang sudah dianjurkan oleh dokter.

Oleh karena itu, bagi orang-orang yang masih keluyuran saat isoman. Mulai sekarang kalian harus patuh. Jika ikan yang hanya dibekali naluri saja dapat melakukan protokol kesehatan dengan baik (protokol kesehatan ikan). Maka kita manusia yang diberikan akal dan pikiran harus bisa lebih baik, dong.

Editor : Hiz