Sampai hari ini, isu tentang kesehatan mental memang masih hangat dan asyik untuk diperbincangkan. Artinya, semakin hari, perkembangan relasi kehidupan yang begitu kompleks sangat berdampak pada cara pandang seseorang akan dirinya. Di tengah kehidupan yang tak menentu, mencintai diri sendiri ternyata tak semudah yang dibayangkan.

Seseorang bisa jadi sudah merasa mencintai dirinya, tetapi kadangkala dalam praktiknya belum tentu baik dan benar. Jangan sampai self-love yang kamu yakini justru menjadikanmu egois dan narsis. Jangan-jangan kamu hanya berpusat pada sesuatu yang menyenangkan dirimu dan mengabaikan orang lain. Egois dan narsis kadang-kadang tanpa sadar kita lakukan, lho. 

Lalu bagaimana sih cara kita mengetahui usaha self-love yang kita lakukan tak keliru? Berikut panduan mencintai diri sendiri yang baik dan benar.

Self-love yang benar, tak menjadikanmu menjauhi orang lain

Saya setuju kok kalau di beberapa waktu, orang membutuhkan saat-saat untuk sendiri. Dengan begitu, kita bisa punya waktu untuk melihat diri kita lebih dalam saat kegundahan melanda. Sayangnya, beberapa orang menggunakan dalih self-love untuk mementingkan urusannya sendiri. 

Mencintai diri sendiri tentu sangat berbeda dengan mementingkan diri sendiri. Mencintai diri sendiri adalah memahami dan sadar bahwa manusia sebagai individu bukanlah entitas yang tunggal. Ia hidup diantara makhluk yang lainnya, sehingga sesuatu yang ada disekitarnya tidak boleh terpisah darinya. 

Self-love yang benar tidak memusatkan sesuatu pada diri sendiri, tetapi ia menaruh empati yang besar kepada kehidupan orang lain. Self-love sama sekali tak menyuruh menjadi individualis, ia bahkan mengajari kita untuk punya kepedulian dan imajinasi kolektif yang besar.

Self-love bukan berarti menjadi manusia sebebas-bebasnya 

Sebagai individu, kita memang punya kuasa untuk menentukan kehendak diri. Akan tetapi, kebebasan tersebut juga harus tetap pada koridor yang baik. Kamu bisa jadi sangat menyukai makanan pedas dan memakan apapun yang pedas membuatmu merasa bahagia. Tetapi jika makanan pedas itu tidak kamu kontrol dengan baik, ia akan menjadi petaka bagimu. Disitulah kamu harus mampu menahan egomu untuk tidak mengkonsumsi makanan pedas dalam jumlah banyak. 

Sama halnya dengan self-love, menerima dirimu bukan berarti kamu bebas melakukan seluruh yang kamu mau. Ada hal-hal yang harus kamu perhatikan untuk memastikan bahwa kamu benar-benar telah puas, bangga, dan menerima apapun yang ada pada dirimu. 

Bagaimana caranya? 

Pertama, kita harus sadar bahwa kita adalah sesuatu yang diciptakan. Ketika kita sadar bahwa kita adalah entitas yang diciptakan, kita juga sadar bahwa ada zat yang lebih tinggi di atas kita. Dengan begitu, kita tidak akan banyak mencemaskan atau mengkhawatirkan sesuatu yang tidak bisa dijangkau dan dikontrol. Soal rezeki, misalnya, kita hanya perlu berusaha semaksimal mungkin. Persoalan gagal atau berhasil itu bukan jangkauan kita.

Kedua, setiap manusia diciptakan mulia dan berharga. Kita boleh saja takjub dengan pencapaian besar orang lain, tetapi terus menerus membandingkan dirimu dengan yang lain sungguh sangat buang-buang energi. Percayalah bahwa setiap individu dilahirkan istimewa dengan kelebihannya masing-masing. Fokuslah untuk mengasah diri dan kemampuanmu secara terus-menerus.

Ketiga, kita punya tanggung jawab individu dan sosial. Ingat bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain adalah diberikannya akal untuk berfikir. Karena manusia adalah individu yang cerdas, ia punya tanggung jawab di bumi untuk pandai membaca dirinya dan situasi yang ada disekitarnya, termasuk untuk bisa bermanfaat terhadap orang lain. 

Keempat, kita wajib mengusahakan sesuatu yang baik untuk dipilih. Meski manusia punya kehendak untuk menentukan pilihannya sendiri, sesuatu yang baik tetapi harus dipilih diantara pilihan-pilihan yang buruk. Self-love yang benar bukanlah menuruti semua yang kita inginkan.

Kelima, sadar bahwa apapun yang dilakukan memiliki konsekuensi. Sebagai manusia, kita hanya perlu sadar bahwa apapun yang kita lakukan, akan dipertanggungjawabkan. Kecil atau besar, apapun yang kita lakukan pasti punya dampak. Dengan begitu, melakukan sesuatu yang baik adalah kewajiban. Kalaupun kita tak mampu melakukan itu, kesadaran atas konsekuensi tersebut harus selalu disadari.

Puncak self-love adalah self-less

Yang paling penting dari sekian cara mencintai diri sendiri adalah mengetahui tujuan dari self-love tersebut. Mencintai diri sendiri adalah menyelamatkan diri dari hal-hal buruk, terus mengusahakan hal baik, dan sadar bahwa kita adalah individu yang tidak bisa mengendalikan semua hal. Pusat Self-love tentu bukan diri sendiri, melainkan sesuatu yang lebih besar darinya.

Ingat ya, konsep self-less disini bukan berarti kamu menumbalkan dirimu untuk hal-hal disekitarmu. Self-less adalah titik dimana manusia sadar bahwa ia adalah bagian dari sekian elemen kehidupan yang ada. Bermanfaat untuk orang lain itu bukan berarti kamu nggak memprioritaskan dirimu kan? 

Menerapkan self-love memang gampang-gampang susah. Insecurity, kecemasan, dan ketakutan memang terkadang hampir selalu hadir sehari-hari. Kita hanya butuh kepandaian untuk mengatur ritme hidup agar terus seimbang. 

Setiap kali gagal, ingat berapa banyak keberhasilan yang pernah didapat meskipun kecil. Setiap kali merasakan kesedihan, ingat juga kebahagiaan yang juga pernah singgah di hidup kita.

Foto: Pexels

Editor: Saa