Akhirnya 21 April datang lagi. Ini berarti sudah saatnya kita memperingati hari Kartini, hari perempuannya Indonesia. Peringatan hari kartini bukan hanya berhenti pada perempuan berdandan menggunakan pakaian adat. Ada makna yang lebih dalam dari itu, yakni semangat persamaan kesempatan antara laki-laki dengan perempuan.

Kartini merupakan sosok perempuan kelahiran Jepara yang dijadikan ikon perempuan untuk meminta posisi yang equal dengan laki-laki. Ini tercermin dari surat-suratnya yang resah karena keadaan perempuan pada masa itu belum memiliki kesempatan sebagaimana dimiliki oleh laki-laki pada masanya. Seperti kesempatan untuk bersekolah misalnya.

Interaksi surat-menyurat antara Kartini dengan Estella Zeehandelaar menandakan bahwa Kartini merupakan sosok yang melek akan budaya literasi -membaca, menulis dan diskusi. Nah, bila pada masanya Kartini sudah mampu untuk menjalankan budaya literasi, berarti semangat hari Kartini juga berarti mengajak teman-teman perempuan untuk lebih menghidupkan hal tersebut.

Oleh karena itu, Milenialis kali ini punya beberapa rekomendasi buku-buku ringan yang bisa dibaca oleh teman-teman untuk merefleksikan hari kartini.

 

1. Perempuan-perempuan perkasa di Jawa Abad XVIII-XIX – Peter Carey dan Vincent Houben

 

Bangsa Indonesia kaya akan sejarah tentang kerajaan-keraaan yang tersebar diseluruh pelosok negeri. Kisah-kisah kejayaan kerajaan masa lampau juga tak terlepas dari peran perempuan, sebagaimana yang di bahas oleh Peter Carey dalam buku ini. Buku dengan tebal 114 halaman ini mengisahkan tentang sejarah perempuan-perempuan tangguh yang ada di pulau Jawa sekitar abad ke XVIII-XIX. Teman-teman akan menjumpai banyak perempuan yang berpartisipasi dalam perang jawa maupun terlibat dalam politik kerjaan dan melawan koloniaisme Belanda.

 

2. Perempuan – M. Quraish Shihab

Beralih ke buku tentang perempuan yang berkaitan dengan agama. Buku berjudul “Perempuan” yang ditulis oleh Quraish Shihab ini memberi banyak insight mengenai bagaimana peran perempuan dalam keluarga juga perempuan dan kegiatannya di ruang public, seperti politik dll. Selain itu dalam buku ini juga dibahas mengenai perempuan dan kecantikan serta membahas pernyataan-pernyataan ulama yang bersifat bias gender.

 

3. Dear Tomorrow – Maudy Ayunda

Ingin buku yang lebih ringan? Artis multitalenta Maudy Ayunda menulis buku berjudul Dear Tomorrow. buku ini bergenre inspirational dan self-help yang berisi quotes dan pemikiran reflektif Maudy tentang mimpi, cinta, dan menjadi diri sendiri. Dengan full-text berbahasa Inggris, buku Maudy ini menyinggung pula tentang feminism dan beberapa misunderstanding tentang feminisme di masyarakat. Baginya feminism bukanlah menumbuhkan sentiment anti kau adam, melainkan tentang kesetaraan kesempatan.

Selain tiga buku tersebut, masih banyak lagi buku yang bertema perempuan dan dapat menggugah semangat mewujudkan cita-cita. Tentu Ibu kita Kartini akan sangat bangga bila remaja putri penerusnya rajin membaca. Selamat hari kartini dan selamat study from home.

 

Penulis: Sifa Lutfiyani Atiqoh