Timnas Garuda pertiwi kalah lagi. Ah, seperti berita yang sudah sangat akrab di telinga. Kali ini giliran Filipina yang sukses menggelontorkan 6 gol ke gawang Timnas Indonesia.

Pertandingan sebelumnya sih lumayan, Thailand hanya mampu membobol gawang Fani Supriyanto 4 kali. Semuanya tanpa balas, nir gol bagi Garuda Putri.

Yang masih sulit terhapus dari memori justru pertandingan pertama. Ketika Australia mampu melesakkan 18 gol ke gawang Fani Supriyanto yang main bergiliran dengan Nurhalimah.

Delapan belas gol gaes, tanpa balas! Jangankan hendak membalas, mencatatkan shot on target saja hanya bisa satu. Bahkan urusan menyentuh bola saja, Timnas Indonesia hanya bisa mencatatkan 34 %.

Saya sih bukan hendak melakukan analisis terhadap jalannya laga. Juga tidak ingin membahas taktik dan strategi yang dimainkan anak asuh Rudy Eka Priyambada di event Piala Asia Wanita 2022 ini.

Orang saya cuma penonton awam dalam urusan bal-balan. Soal analisis pertandingan biarlah menjadi urusan para pandit sepak bola seperti Bung RoPan atau Bung Kus.

Saya cuma ingin mengingatkan kepada masyarakat pecinta sepak bola bahwa menyaksikan kekalahan yang berulang-ulang itu tidak baik untuk kesehatan. Secara fisik bisa memberi efek jelek bagi stabilitas jantung Anda. Tenan lho ini.

Sudah banyak contohnya gibol yang jantungnya tiba-tiba ngadat gara-gara timnya kalah. Tapi peringatan ini tidak berlaku untuk fans serigala Roma dan Spurs, mereka telah terbukti imun terhadap kekalahan.

Saking kebalnya, kata tersebut telah menjadi nama tengah mereka, AS ngalah Roma dan Tottenham kalahan Hotspurs. Elok nian.

Oh ya, saya juga ingin berbagi tips agar acara nonton Timnas Putri Indonesia bisa tetap menyenangkan, dan jantung sampeyan tetap terjaga kesehatannya.

Pilih-Pilih Laga

Yang pertama, pilih-pilih laga. Jangan semua-mua partai Timnas Putri ditonton. Kalau lawan yang akan dihadapi semacam Thailand, Australia, apalagi Jepang dan Korea Selatan, mending ndak usah disaksikan.

Eman-eman, tiwas jantungan. Mendingan nonton Ikatan Cinta saja bareng ibu-ibu. Atau Layangan Putus juga boleh.

Jenis laga yang recommended untuk ditonton adalah pertandingan persahabatan. Yang level lawannya semacam Vanuatu, Fiji, Kepulauan Solomon, atau maksimal Brunei Darussalam.

Melawan tim sekelas mereka, saya yakin Zahra Muzdalifah dkk mampu menunjukkan potensi yang sebenarnya. Dan memang di situlah habitat dimana Timnas bisa menepuk dada,  dimana kita bisa menyaksikan tontonan yang menyenangkan dan menyehatkan pikiran.

Kalaupun toh Anda terpaksa nonton pertandingan ketika melawan tim-tim kuat, pastikan untuk me-mute volume TV nya. Ini penting, karena komentator TV jaman sekarang banyak yang lebaynya na’udubillah.

Terlalu berisik ketika Timnas sedang menyerang, dan mendadak religius ketika kebobolan.

Di awal pertandingan, template si komentator adalah mengajak pemirsa untuk doa bersama, udah kayak acara hajatan aja. Dan ketika Tim Garuda Pertiwi ketinggalan 1 gol dia pasti memberi pidato kebangsaan.

Bicara nasionalisme dan semangat 45 dan bla bla bla. Ini acara bola apa pelajaran PKN sih? Ketinggalan 2 gol dia berlagak jadi motivator yang mengajak kita tetap berusaha dan pantang menyerah.

Kebobolan 3 gol dia akan memberi tausiyah agama tentang keutamaan sabar dan tawakkal. Kebayang kan kalau sampai timnas kebobolan lebih dari 12 gol? Mungkin si komentator akan mendadak jadi sufi. Jadi mending di mute aja.

Karena volume TV nya mute, boleh juga nyoba nonton sambil muter lagu-lagunya almarhum Didi Kempot. Tentunya lagu-lagu yang ambyar tersebut cocok untuk situasi Timnas Putri saat ini.

Biarpun sedang patah hati karena kalah dan kalah lagi, tetap perlu dijogedi. Biarpun ambyar di dalam namun tetap (tampak) tegar dari luar.

Hanya Menonton Pertandingan

Tips berikutnya, tonton pertandingannya saja. Serius, jangan mengikuti sesi prediksi pra-pertandingan. Itu hanya upaya komentator untuk memberi harapan palsu bahwa Timnas Indonesia Putri memiliki potensi untuk menang, dengan catatan. Ujung-ujungnya ya kalah lagi, paling mentok seri. Sangat buang-buang waktu nonton sesi prediksi.

Mindset Bisa Kalah

Terakhir, tanamkan mindset bahwa Indonesia bisa (kalah) sebelum nonton laga. Bila perlu gunakan teknik afirmasi. Hal ini penting untuk menguatkan mental, sehingga jantung kita akan siap menerima apapun hasil akhir pertandingan. Oh ya hampir lupa, jangan pernah menonton berita pasca-pertandingan juga ya!

Itu tadi berbagai tips menjaga jantung selama menonton pertandingan Timnas Garuda Pertiwi. Akan tetapi, sebagai rakyat Indonesia, kita harus selalu dukung Garuda Pertiwi, semoga lebih baik lagi kedepannya!

Editor: Lail

Gambar: Google