Kehidupan setelah kuliah memang berat.

Anda merasa kuliah menyebalkan? Jika iya lebih baik Anda pikirkan kembali jawaban tersebut, karena kehidupan setelah kuliah akan lebih menyebalkan. Percayalah sesebal-sebalnnya Anda dengan tugas yang bejibun atau semuak-muaknya Anda dengan kelakuan dosen yang kadang kala absurd-nya tingkat dewa, tapi hal itu masih patut untuk disyukuri ketimbang Anda lulus dari kuliah.

Terhitung sudah hampir tiga bulan saya ongkang-ongkang menungu waktu wisuda. Sejak Surat Keterangan Lulus (SKL) saya keluar, tak ada lagi kewajiban maupun tanggungan yang harus saya lakukan terhadap kampus. Waktu menunggu akhirnya saya gunakan untuk melamar pekerjaan, cari magangan, bahkan mencoba berkebun ala harvest moon. Sampai sini nampaknya terdengar cukup produktif bukan ? tapi namanya juga hidup pasti banyak rintangannya ­­– tapi ini kebanyakan ya Allah.

Pekerjaan yang saya lamar tidak ada yang tembus, bahkan dipanggil interview aja nggak. Cari magangan juga susah ternyata, ada penugasan ini itu, persyaratannya ribet, wawancara pula, akhirnya nggak jadi –emang dasar pemalas. Berkebun juga sulit bos, nggak segampang liat video tips menanam rawit agar berbuah lebat terus dipraktikin dan berhasil. Hanya 2 minggu umur tanman saya bertahan sebelum akhirnya jadi santapan ayam tetangga.

Karena kesal, saya memutuskan untuk tidak ngapa-ngapain dan hanya benar-benar menunggu wisuda. Hal itu lama-lama membuat saya gusar, entah kenapa. Sampai suatu saat di kantor Samsat kecamatan –untuk suatu urusan, saya ditanya petugas apa pekerjaan saya? Saat itulah saya mulai sadar kalau saya menganggur. Mahasiswa bukan, bekerja juga nggak, malahan lebih tepatnya beban keluarga. Kenyataan jika saya menganggur memang akhirnya perlahan saya akui. Sebelumnya saya selalu bilang masih kuliah online kepada tetangga saya, yang tiap ketemu pertanyaannya itu-itu terus. Perasaaan sebagai penganggur membuat saya penasaran dengan teman-teman saya apakah mereka juga mengalami hal yang sama? Atau paling tidak saya ada temannya sesama penganggur. Saya kemudian memutuskan bertanya pada tiga teman saya.

Namanya Septi, dia merupakan mahasiswi D3 jurusan Manajemen Agribisnis. SKl nya keluar sejak Agustus lalu dan diwisuda pada bulan ini. Sama seperti saya dia juga masih mencari pekerjaan dan mendaftar magang. Hanya saja dia sembari membantu keluarganya yang mempunya usaha ternak dan jual ayam. Menurutnya cara itu sebagai siasat untuk mendapat uang jajan. Sebagai lulusan Manajemen Agribisnis, dIa menilai cukup sulit untuk mencari pekerjaan. Perusahaan lebih banyak membutuhkan posisi semacam conten creator, copy writer, atau sosial media, dan dia merasa nihil pengalaman akah hal itu. Padahal, pekerjaan yang diincar kebanyakan mensyaratkan minimal pendidikan S1.

Dia juga menambahkan, di saat seperti ini merasa gabut luar biasa. “Biasanya pas kuliah mesti ada tugas gitu kan, lha ini udah ga ada sama sekali tugas, jadi ya gabut ga ada kerjaan.” Jelas Septi.  Perihal pertanyaan template semacam “Mau kerja di mana”, “Udah apply pekerjaan kemana aja?” dia anggap angin lalu. “Ya sudahlah, ga usah dipikir banget, dihadapi, dijalani, dilosne hahahahahaha,” ucapnya.

Teman saya selanjutnya namanya Tama, sama-sama mahasiswa D3 hanya saja jurusan Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan. Dia menganggur sejak SKL diturunkan pada 14 Agustus 2021 dan belum lama ini diwisuda. Kini, sedang mempersiapkan tes untuk masuk perusahaan. Berbeda dengan Septi, menurutnya mencari pekerjaan tidaklah sulit, justru perusahaanlah yang akan kesusahan mencari pekerja dengan standarnya yang begitu tinggi. Apalagi standar good looking, dia juga mengungkapkan kekesalan akan hal tersebut. Namun, ada hal yang membuatnya lebih kesal, tetangga yang terlalu kepo. “Masa iya sehari setelah wisuda sudah ditanya kerja di mana mas?” tutur Tama. Saat ditanya bagaimana merespon hal tersebut dia bilang “Saya menjawab dengan nada pelan, maaf mas tuyul saya banyak.”

Terakhir ada Doni, mahasiswa D3 Komunikasi yang baru saja diwisuda ini memutuskan untuk kerja part time sembari mendaftar kerja.  Doni bilang jika dia masih menganggur karena memang belum menemukan yang pas dengan keinginannya, yaitu kerja di media. Lamaran yang dia ajukan sampai saat ini juga masih berujung penolakan. Dia menambahkan kalau saat ini mencari kerja memang sedang sulit, plus kondisi pandemi membuat perusahaan bukan menambah orang masuk melainkan menguranginya.  

Mengenai pertanyaan seperti sudah bekerja atau belum? Dia merasa tidak masalah dengan hal itu. Berbeda dengan dua teman saya sebelumnya, Doni cenderung lebih cuek toh menurutnya dia juga sudah bekerja meskipun part time.

Hal-hal yang membuatnya cukup kesal selama menganggur hanya seputar postingan teman ketika bekerja. “Sebenernya gua lebih ngga kesel si, tapi kok bisa ya mereka bisa cepet sedangkan gua lama, gimana caranya ? jadi lebih insecure gitu,” ungkapnya. Dia menambahkan jika sekarang jadi jarang membuka Instagram. “Ngaruh parah, makanya gua lebih sering main mobile legend biar ngurangin,” pungkas Doni.

Editor : Hiz

Foto : Pexels