Di tengah hiruk pikuk tren media sosial, viralnya gaya hidup flexing, dan cerita-cerita soal quarter life crisis, ada satu hal yang pelan tapi pasti mulai jadi pembicaraan serius di kalangan anak muda, yaitu investasi. Iya, investasi yang dulu identik sama orang tua, pebisnis, atau orang-orang bersetelan jas rapi, sekarang justru mulai akrab dengan kita, anak muda yang lebih sering pakai hoodie dan ngopi di kafe.

Melek investasi sekarang bukan sekedar pilihan, melainkan jadi bukti bahwa anak muda memiliki kesadaran lebih untuk lepas dari jerat masalah ekonomi yang makin ke sini makin kompleks. Harga-harga naik, persaingan kerja makin ketat, dan gaya hidup makin menuntut. Kalau nggak pintar mengatur uang, bisa-bisa umur 30-an masih struggling mikirin bayar kos atau cicilan-cicilan.

Anak Muda dan Masalah Uang adalah Kombinasi yang Nyata

Kenyataannya saat ini, banyak anak muda yang aware dengan kondisi finansial mereka. Gaji pas-pasan, biaya hidup di kota besar dan mahal, ditambah tuntutan sosial untuk selalu kelihatan “mapan” membuat tekanan semakin nyata. Belum lagi kalau ditambah beban pinjaman pendidikan, atau “tuntutan” untuk membantu keuangan keluarga.

Maka dari itu, ketika ada solusi yang bisa membantu menyiapkan masa depan lebih stabil, yaitu dengan cara investasi, pemuda pemudi generasi sekarang jadi terkesan dan mulai meliriknya. Menurut saya tren anak muda melek investasi ini bagus sekali.

Investasi itu Bukan untuk Orang Kaya Saja

Salah satu kesalahpahaman terbesar soal investasi adalah anggapan bahwa investasi itu untuk orang kaya saja. Padahal, sekarang sudah banyak platform yang menawarkan investasi mulai dari Rp100.000-an. Bisa dari reksadana, saham, emas digital, sampai yang lagi naik daun: kripto dan P2P lending. Pilihannya banyak sekali, tinggal kitanya, apakah mau belajar atau diam saja.

Bahkan, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), partisipasi anak muda di pasar modal meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. Artinya, makin banyak anak muda yang sadar bahwa menyimpan uang di celengan ayam atau saldo e-wallet saja nggak cukup untuk masa depan.

Nggak Harus Langsung Jago, yang Penting Mulai

Saya pribadi dulunya termasuk orang yang skeptis dengan investasi. Merasa kalau rugi gimana, bingung mulai dari mananya, dan tentunya belum cukup paham mengenai investasi. Tapi dengan seiringnya waktu, ternyata semua kebingungan itu bisa ditaklukkan dengan satu hal, yaitu niat untuk belajar.

Banyak sumber belajar gratis, bisa dengan menonton video di youtube, mendengar podcast, sampai mengikuti akun-akun edukasi finansial di Instagram dan TikTok. Asal mau menyisihkan waktu sedikit saja buat belajar, lama-lama bisa paham. Dan yang paling penting, jangan terburu ingin mendapatkan cuan gede. Fokus lebih dulu sama tujuan jangka panjang, misalkan fokus dengan dana darurat, dana nikah, atau dana pensiun.

Investasi adalah Bentuk Perlawanan

Mungkin kalimat di atas terdengar lebay, tapi menurut saya investasi memang bentuk perlawanan anak muda terhadap sistem yang membuat kita susah berkembang. Kita nggak bisa kontrol harga kebutuhan pokok atau sistem kerja yang eksploitatif, tapi kita bisa kontrol cara kita mengelola uang. Kita bisa memilih untuk nggak ikut arus konsumtif yang kadang nggak masuk akal.

Dengan melek investasi, kita seakan sedang berkata ke dunia, bahwa kita nggak ingin menjadi korban keadaan, kita berusaha untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik.

Jadi, Mulai dari Sekarang, Mulai dari yang Kecil

Nggak ada kata terlambat untuk mulai investasi. Yang penting, sekarang harus mulai investasi dari nominal yang sesuai kemampuan. Nggak perlu mengikuti standar orang lain yang bisa menabung jutaan per bulan. Cukup konsisten dan disiplin, itu sudah lebih dari cukup.

Dan pada akhirnya, anak muda yang melek investasi bukan ingin kaya semata. Akan tetapi kita ingin bebas. Bebas dari rasa cemas tiap akhir bulan, bebas dari beban finansial yang terus menghantui, dan bebas untuk hidup sesuai dengan impian kita.

Yuk, mulai investasi dari sekarang!

Gambar: Pexels

Editor: Pratama