Beberapa hari lalu, saya melihat salah satu video yang dibagikan oleh akun twitter di lini masa ber-username @vintenas . Isinya mencengangkan bukan main, yakni video berdurasi hampir dua menit yang menayangkan upacara pengiriman vaksin. Yak. U. Pa. Ca. Ra. Dalam video ini, dapat kita lihat bermacam-macam dor-dor-an seperti yang biasa kita lihat dalam pesta yang disemprotkan oleh mereka. Hal yang tak kalah wangun, tentu seorang Ibu yang mengibarkan bendera racing sebelum melepas sopir-sopir yang akan mendistribusikan vaksin ke berbagai provinsi di Indonesia ini.

Oalah, keren banget ini, pikir saya. Lha, gimana nggak keren? Di negara lain yang pandeminya nggak separah kita pendistribusian vaksinnya ya biasa-biasa saja tuh. Nggak ada itu hip-hip hooray yang terpancar dari tampang negara lain saat mendistribusikan vaksinnya. Nggak meriah. Payah sekali. Negara lain juga nggak ada tuh yang bikin ‘Tugu Virus Corona’ seperti yang ada di Pekanbaru hehe. Mantap sekali negaraku ini kalo soal beginian.

Oleh karena itu, dikarenakan kita adalah negara yang senang sekali merayakan sesuatu (yang nggak perlu) dengan simbolik dan penuh perayaan, saya menyarankan Indonesia untuk juga melakukan seremoni pada hal-hal berikut ini.

#1 Pelepasan Koruptor ke Bui

Ini kayaknya bakalan epik banget sih. Selain karena si koruptor bakalan malu tujuh turunan, vendor pesta juga pasti bakalan kecipratan. Dengan mengadakan seremonial pelepasan tersangka korupsi ke bui, negara juga ikut berkontribusi dalam roda perputaran ekonomi vendor-vendor yang sekarang sedang sulit dikarenakan pandemi. Tentu seremoni ini bakalan membantu mereka banget dalam sisi finansial. Mungkin bisa dicoba ke Pak Juliari dan Pak Edhy.

Indonesia juga bisa bikin kontrak jangka panjang dengan vendor-vendor penyedia pesta ini, kan korupsi di negeri ini pasti berkelanjutan dan bakalan bertahan lama toh (kayaknya). Sungguh, ini adalah bisnis yang berkelanjutan sekali lho. Coba bayangin, betapa seremoni pelepasan koruptor ini konsisten dengan budaya negara kita yang senang merayakan sesuatu yang tak perlu. Dibanding vaksin, saya pikir ini lebih penting dan sangat perlu dirayakan oleh rakyat. Vaksin tentu penting, namun rasa-rasanya agak gimana gitu yhaaa kalo upacara dirayakan di atas tumpukan mayat…

#2 Pelepasan pelaku kekerasan seksual ke penjara

Dibanding kebiri kimia yang katanya cuman manjur 6 bulan doang dan, menurut Komnas Perempuan, nggak menyelesaikan masalah kekerasan seksual sama sekali, saya lebih menyarankan “sanksi sosial” yang tentu lebih mashoook dan menimbulkan efek jera bagi sang pelaku. Sanksi sosial lewat seremoni beserta perayaan-perayaan yang dapat dilihat oleh orang banyak tentu bakalan bikin pelaku malu dan bikin mereka nggak mau-mau lagi buat ngelakuin kejahatan seksual.

Seperti yang diketahui, kekerasan seksual (terutama terhadap anak) nggak cuman terjadi karena hasrat atau berahi semata. Namun, ia juga bisa berarti penunjukan relasi kuasa yang terlalu menganga antara pelaku dan korban. Karena itu, mengadakan seremoni terhadap pelaku kejahatan seksual adalah salah satu saran saya pada pemerintah untuk menekan kekejian-kekejian ini.

#3 Seremoni untuk pejabat yang nggak memenuhi janjinya

Selain karena korupsi, suatu pejabat dianggap ingkar janji karena ia sama sekali tak menunaikan kewajibannya, yakni mengabdi pada rakyat lewat kebijakan-kebijakan yang dihasilkannya. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik, saya menyarankan pesta rakyat bagi pejabat-pejabat yang ingkar janji ini. Ini bisa diadakan oleh negara (kalo mau) atau lewat gerakan kolektif rakyat juga bisa-bisa aja. Saya bayangin nanti isi acaranya itu pake konsep yang ramah tamah serta banyak kesenangan di dalamnya kayak konser-konser musik gitu.

Terus, nanti, ada MC yang membacakan janji-janji yang nggak dipenuhi oleh si pejabat. Dengan serentak, rakyat-rakyat yang hadir dalam acara ini akan berteriak, “PEMBOHONG!” per satu janji yang nggak dipenuhi. Misal, ada pejabat yang namanya Widodo yang janji bakalan menuntaskan pelanggaran HAM masa lalu tapi tak kunjung dibereskan. Nah, kira-kira kayak begitu. Akan lebih asik lagi kalo kita juga bisa mengundang pejabatnya.

Kira-kira itulah saran saya yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh pemerintah jika kelak ingin mengadakan seremoni lagi. Dibanding upacara vaksin, hal-hal diatas, menurut saya, lebih berfaedah untuk dirayakan hehehe.

Penyunting: Halimah
Sumber gambar: INDOZONE